Flag Counter

Sabtu, 17 November 2012

Peran dan Fungsi Public Relations Dalam Organisasi


PR sebagai alat manajemen modern, maka secara struktural merupakan bagian
integral dari suatu kelembagaan atau organisasi, artinya PR bukanlah merupakan fungsi
terpisah dari fungsi kelembagaan  atau organisasi tersebut. Sejalan dengan konsep PR
yang berkembang kini adalah konsep yang menekankan pentingnya komunikasi dua arah, 
menurut Howard Childs (Ngurah, 1999:5), fungsi dasar PR bukan untuk menampilkan
pandangan organisasi atau seni sikap publik, tetapi untuk melakukan rekonsiliasi atau
penyesuaian terhadap kepentingan publik setiap aspek pribadi organisasi maupun
perilaku perusahaan yang punya signifikan sosial. Jadi  di sini PR berfungsi membantu
organisasi melakukan penyesuaian terhadap lingkungan tempat organisasi tersebut
beroperasi.
Konsep tersebut punya konsekuensi penting, karena penyesuaian organisasi
mengisyaratkan sebuah fungsi yang berada pada level manajemen organisasi. Konsep ini
menekankan pentingnya tindakan-tindakan perbaikan yang harus dilakukan organisasi  di
samping usaha-usaha untuk berkomunikasi.  PR sebagai fungsi manajemen  berkaitan
dengan bagaimana sebuah organisasi menyusun kebijakan sehingga memperlihatkan
sebuah kinerja yang bertanggungjawab.  Ini berkaitan dengan kenyataan bahwa
penampilan yang bertanggungjawab merupakan dasar penerimaan publik terhadap sebuah
organisasi. Hal  ini  berarti,  PR sebuah organisasi tidak semata-mata menjadi
tanggungjawab praktisi PR tetapi harus  menjadi tanggungjawab para pengelola
organisasi tersebut.  Praktisi  PR dalam konteks PR sebagai fungsi manajemen harus
membantu organisasi dalam membangun filosofi-filosofinya, mencapai tujuan-tujuan
yang ditetapkan , beradaptasi dengan lingkungannya dan bisa sukses  dalam berkompetisi
merebut sumber-sumber bagi kelangsungan hidup organisasi.   Seperti yang dikatakan
Baskin dan Aronoff (Ngurah,1999:9),  ”All managers, indeed, virtually all employees,
represent their organization to some public”.PR sebagai fungsi komunikasi, perlu dipahami bahwa kegiatan utama PR adalah
melakukan komunikasi. PR sebagai fungsi staff  khusus yang melayanani para pemimpin
organisasi, khususnya dalam membantu organisasi  berkomunikasi dengan publikpubliknya. 
Onong  (1998:36) mengemukakan bahwa fungsi PR meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan.
3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum.
4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dengan publik, baik internal maupun eksternal.

Fungsi PR menyelenggarakan komunikasi dua arah secara lebih terinci dijelaskan oleh Bachtiar Aly (1999) sebagai berikut:

1. Memberikan penerangan yang berkaitan dengan kepentingan organisasi dan kepentingan khalayak dengan cara-cara yang sesuai dengan jamannya.
2. Mengukur dan menafsirkan sikap, pendapat dan perilaku masyarakat terhadap organisasi, sehingga tercapainya misi pesan yang dikehendaki
3. Merumuskan kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan pengertian masyarakat terhadap aktivitas lembaga/perusahaan guna memperoleh dukungan publik.
4. Melaksanakan dan mengembangkan setiap program yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan saling pengertian antara organisasi dan masyarakat, sehingga terjalin kerjasama yang diharapkan.
5. Melakukan evaluasi internal sejauhmana terjalinnya kerjasama harmonis dan sampai dimana telah terciptanya persepsi positif masyarakat dan citra organisasi yang didambakan. 

Jadi jelaslah bahwa PR bukan sekedar fungsi teknis tetapi merupakan fungsi manajerial yang bertanggungjawab  atas terselenggaranya suatu hubungan yang signifikan antara organisasi dengan publik (stakeholder) nya.  PR adalah  sebuah fungsi strategik di tingkat korporasi. PR adalah  jembatan, pembangun dan pemelihara harmoni antara organisasi dan lingkungannya. Dengan harmoni, saling pengertian yang lebih baik antara organisasi dengan publiknya, citra positif organisasi diharapkan terbentuk dan menguat. PR memiliki visi membangun dan memelihara citra organisasi sebagai korporasi yang berhasil, baik secara ekonomi maupun sosial. Karena korporasi yang berhasil, akan diterima masyarakat sebagai bagian dari aset mereka, aset suatu bangsa/negara.

Dalam kaitan menjalankan fungsi  membina saling pengertian dengan publiknya menurut Indrawadi Tamin (2004) ada empat peran yang dapat dimainkan oleh PR ,yaitu:

1. Interpreter atau  in the middle, yaitu PR berperan sebagai sumbu antara manajemen dengan publik internal maupun eksternal. PR harus mampu
menginterpretasikan dinamika dan kebutuhan serta perilaku publik terhadap manajemen dan sebaliknya. Untuk bisa memikul peran ini, PR harus punya akses pada manajemen bahkan top manajemen.
2. Lubricant, pelumas atau pelicin untuk terciptanya hubungan internal yang harmonis dan efisien. Peran ini memungkinkan PR mencegah timbulnya kemungkinan friksi-friksi atau perpecahan dalam organisasi.
3. Monitoring dan Evaluasi. Peran ini untuk mengantisipasi setiap perubahan yang mungkin saja berdampak negatif terhadap organisasi.
4. Komunikasi.  komunikasi dilakukan baik pada publik eksternal maupun internal  untuk terciptanya saling pengertian.



sumber : Google .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar